NEWS

Fakultas Teknik Universitas Semarang menggelar USM Engineering Fair 2019

Fakultas Teknik (FT) Universitas Semarang (USM) menggelar USM Engineering Fair 2019 yang dilaksanakan selama empat hari mulai tgl 29/4/2019 s/d 2/5/2019 dengan agenda kegiatan (1). Lomba Line Follower (2). Lomba Balsa (3). Lomba City Branding (4), Lomba Teknologi Tepat Guna (5) Lomba Karya Tulis Ilmiah dan (6). Lomba fotografi, dan pelatihan autocad yang diikuti 40 sekolah dan (7) Bazar yang salah satunya merupakan hasil produk mahasiswa yang lolos PKM yang didanai oleh Dikti yang diberi label babertel (bayam, beras, wortel).  Kegiatan tersebut diawali Talk Show dengan tema “Implementasi Industri 4.0 pada Mitigasi Bencana di Indonesia”, yang diadakan di Auditorium Ir Widjatmoko, Acara tersebut dihadiri sekitar 300 peserta yang berasal dari mahasiswa, SMA, SMK dan Dosen.

Pembicaranya adalah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang diwakilkan oleh Asisten Pemarintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Provinsi Jawa Tengah Sarwa Pramana, SH., MSi, Pengarah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI Inovator Bangunan Rumah Rakyat Tahan Gempa (Barrataga) Prof. Ir. H. Sarwidi, MSCE., PhD., IPU yang juga Guru Besar Universitas Islam Indonesia (UII), Pakar Kebencanaan Nasional dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Ir. Djoko Legono, PhD dan Dosen Teknik Elektro Fakultas Teknik USM Pembicara Seminar Internasional di Jepang dan Korea Selatan tahun 2009 dan 2010 Dr. Supari, ST.,MT. Acara tersebut dimoderatori oleh Sekretaris Jurusan PWK Fakultas Teknik USM Urban and  Regional Infrastructure, Singgih Hartanto, ST.,MT.

Sarwa mengatakan, ada empat kabupaten yang terancaman tsunami di Jawa Tengah yaitu Cilacap, Kebumen, Purworejo, dan Wonogiri. Dia menjelaskan, tsunami biasanya akan didahului dengan gempa yang berkekuatan lebih dari 6,7 skala Richter (SR), yang dapat merusak seluruh fasilitas masyarakat.

”Tidak menutup kemungkinan bencana alam diakibatkan antara lain oleh gunung-gunung yang masih aktif. Salah satunya adalah gunung merapi yang masih aktif pada level ke dua. 

Sarwidi mengatakan, dengan perkembangan teknologi 4G dapat dimanfaatkan untuk pengecekan bencana. Saat ini teknologi 4G sudah menjadi 5G, sementara 5G memiliki kekuatan 100 kali lipat dari 4G dan 4G memiliki kekuatan 500 kali lipat dari 3G. Oleh karena itu teknologi dapat dijadikan kearifan lokal ketika ada bencana yaitu dapat dipergunakan untuk pengecekan sebelum terjadi bencana,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Djoko Legono mengaku mitigasi merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana. Mitigasi dimulai dari sebelum terjadi bencana, saat terjadi bencana, dan setelah terjadi bencana.

Wakil Rektor I USM, Hardani Widhiastuti mengapresiasi kegiatan tersebut, yang berhubungan langsung dengan industri 4.0 yang melibatkan bidang bencana alam.

Dekan FT Purwanto “Indonesia termasuk negara rawan bencana, sehingga kegiatan ini untuk mengedukasikan masyarakat terutama mahasiswa agar dapat mengatasi bencana, bukan menghilangkannya tetapi untuk memitigasi adanya bencana. Dan harapannya agar  masyarakat tahu ketika ada bencana dan pasca bencana agar dapat mengedukasi kepada masyarakat di daerahnya masing,” ungkapnya.



Indrawan | 02 May 2019